View Travel Surviving III Route in a larger map

Setelah sekian lama tidak aktif di blog, kini aku kembali menulis, cerita tentang Travel Surviving III menggugah semangatku utk melanjutkan mengisi blog yg mulai terlupakan ini.Tergugah karena pengalaman kali ini sangat luar biasa berbeda dari yg sebelumnya, bukan berarti pengalaman yg lalu tidak seru, tetapi perbedaanlah yg membuatku kembali berpikir, sungguh sebuah terobosan yg terjadi secara spontan menurutku yg membuat kegiatan ketiga ini menjadi istimewa.

Ok, sekarang aku jelaskan sedikit tentang Travel Surviving, yg bermaksud sebuah perjalanan jauh dan cukup panjang serta melelahkan, dilaksanakan selama 4 hari 4 malam, menyusuri perkampungan di sepanjang sungai didaerah Kab. Sambas, yg kali ini pilihannya tertuju diseputar wilayah Kec. Sejangkung, Kec. Sajad dan Kec. Sambas.

Enjoy it!!

Dalam perjalanan kali ini, dilakukan survey rute, tidak seperti travel sebelumnya, seperti survey lokasi yg ingin dilalui, rest point, dan lain sebagainya, mengingat perjalanan kali ini melalui rute hutan sekitar 40%, aku harus mempunyai pegangan jelas ttg kondisi, letak, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya tentang hutan yg ingin dilalui, utk urusan teknis lainnya, tidak ada persiapan-persiapan teknis yg berarti seperti kegiatan-
kegiatan yg lain.

Kegiatan ini sudah menjadi agenda wajib bagi kami, dan untuk rute terus terang kali ini aku masih bingung mau kemana. Sesuai agenda, kegiatan Travel Surviving III dilaksanakan pada tanggal 17 ~ 20 April 2011, bertepatan Ujian Akhir Nasional tingkat SLTA, yang mana pada tanggal tersebut, seluruh siswa SLTA libur semua selama 1 minggu, begitu juga para anggota Saka Bakti Husada Ranting Sambas dan Sajad.

Kemudian untuk masalah peserta, sesuai dengan dugaanku, pasti sedikit yg ikut, karena selain bermodal tekad dan kemauan, pastinya kondisi fisik harus mengijinkan, dan tidak lupa restu dari orang tua mereka, jika tidak, pasti tidak bisa ikut. Ternyata benar dugaanku, jumlah peserta yg ikut dari SBH Ranting Sambas pas-pasan, 6 Putra saja, yg terdiri dari 2 orang angkatan XV dan 4 orang angkatan XVI, dari keenam orang tersebut, satu orang sudah pernah ikut kegiatan ini, yaitu tahun lalu.

Tapi aku bersyukur, dari keenam orang ini, mereka termasuk yg terbaik dari yg lain, tidak pernah sekalipun mengecewakanku, walau didalam setiap perjalanan sering terjadi gesekan-gesekan emosi, tetapi tetap saja mereka mampu mengatasinya dengan semangat kesetiakawanan.

Kemudian, dari Ranting Sajad, yg tahun lalu juga ikut andil, kali ini ikut kembali menerjunkan anggota mereka, walau tidak seramai tahun yg lalu, kali ini mereka menurunkan 8 anggota Putra yg terdiri dari 2 anggota angkatan I, dan 6 anggota angkatan II.Kemudian 2 orang Putri yaitu 1 orang anggota angkatan I dan 1 orang angkatan II.Dari keseluruhan mereka, 3 orang dari mereka juga ikut andil pada kegiatan tahun lalu.

Aku cukup gembira dgn andil mereka tersebut, mereka yg tanpa keluhan dan tanpa pamrih, bersedia melengkapi perjalanan ini dengan berbagai kekurangan-kekurangan yg sering dialami, apalagi ttg kinerja mereka, sangat mengagumkan, dari sebagian besar yg belum pernah ikut, sempat diragukan kerjasamanya, namun hal tersebut berbalik tidak sesuai dgn pikiranku, terkesanlah yg mampu kuucapkan dalam benak hatiku.

Jumlah seluruh anggota yg ikut terdiri dari 14 Putra dan 2 Putri, 16 orang anggota plus aku sendiri sebagai Head Leader mereka, sebuah angka yg lumayan utk sebuah perjalanan panjang.Kali ini, perjalanan semakin jauh dan luas, serta lebih menantang, karena secara tidak disengaja, perjalanan ini malah berakhir malam hari, bukan sore seperti tahun-tahun sebelumnya.

OK, kembali kecerita asal, jadwal peserta utk kumpul adalah jam 7.00 WIB di Desa Tanjung Bugis tepatnya disalah satu rumah anggota yg keberadaannya tidak jauh dari pasar, selain mudah diakses oleh anggota dari Sajad yg menggunakan sarana transportasi air utk menuju Sambas, juga diketahui oleh supir Ambulance yg akan mengantar kami menuju ke Puskesmas Terigas yg berada di Desa Rambi yg keberadaannya cukup jauh dari kota Sambas.

Semalam sebelumnya aku sudah berkemas, semua perlengkapan camping kubawa, dimulai dari kompas, cangkul lipat, gas portable, sleeping bag, gelang nyamuk, penjepit ular, dan lain-lain hingga senjata tajam, he,he...( maklum, jalan hutan bos.. :)
Selesai berkemas, akupun berusaha utk istirahat lebih awal, jam 10.00 malam aku sudah mencoba utk tidur, namun sial, mataku tidak bisa diajak kompromi, tetap saja jam 1.30 malam baru bisa tertidur, kebiasaan buruk.

Upacara Pelepasan

Bangun pagi, jam 06.15 WIB, bergegas langsung mandi, lalu mengemaskan sisa-sisa barang yg ingin dibawa dan pada pukul 06.50 WIB, aku langsung berangkat dengan diantar oleh anggota yg tidak ikut.Sesampainya di lokasi pertemuan, tas segera kutitipkan, lalu aku menuju ke bank utk mengambil uang via ATM utk perjalanan ini, kemudian membeli baterai Alkaline utk Camera Digitalku.Selesai semuanya, kemudian aku kembali ke lokasi tadi sambil menunggu mobil Ambulance datang menjemput rombongan kami.

Waktu berlalu dengan sendirinya, mobil yg kami tunggu-tunggu tak kunjung tiba.Wah, nampaknya agak molor nih ngga sesuai dgn perkiraan, tapi ngga masalah, yg penting mobilnya ada.

Ada yg nyusup tuh!!

Setengah jam kemudian barulah mobil Ambulance tersebut datang, karena kapasitasnya yg terbatas, terpaksa 2 kali antar jemput.Begitu rombongan pertama diantar, kami kembali menunggu, kusempatkan utk sarapan dulu sambil membeli bekal utk diperjalanan.Urusan dana konsumsi dan transportasi sudah dikumpulkan, dan kembali menunggu.

Akhirnya mobil Ambulance datang juga, namun sang supir berkata tunggu dulu, dia mau pulang sebentar.Aduh, pikirku, bakalan jadi lama nih..


siapa tuh!!

Sekitar 15 menit kemudian, mobil udah datang, dan bergegas anggota yg terakhir naik ke mobil, sementara aku sendiri naik motor minta diantar sampai ke puskesmas Terigas.Didalam perjalanan, sms masuk menanyakan keberadaanku yg tidak jauh lagi, ternyata rekanku yg akan melepas perjalanan kegiatan ini sudah duluan hadir.Begitu nyampai, semua diinstruksikan utk upacara pelepasan, yg dipimpin oleh rekanku sendiri dan aku sebagai fotographernya.

Dilepas!!

Selesai upacara, mereka diinstruksikan utk mengganti pakaian mereka, lalu kembali mengecek segala persiapan perjalanan ini, begitu selesai, perjalananpun segera dimulai.Tepat pukul 09.05 WIB, perjalananpun dilepas oleh rekanku dan segera menuju ke rute yg telah ditentukan, yaitu jembatan Rambi, terik matahari benar-benar mengiringi perjalanan ini.

OTW: Jembatan Rambi

20 menit kemudian, kami tiba di jembatan tersebut, dari sini, sekitar 1km meter lagi, perjalanan akan melalui areal perkebunan karet yg diperkirakan sekitar 5 km menuju Dusun Segarau Puguk, Desa Gapura Kecamatan Sambas.

Wild Pose

Perjalanan mulai terasa berat, hampir semua peserta merasakan hal itu, tidak terkecuali diriku sendiri, keringat sudah membasahi pakaian kami, persis seperti mandi.Lelah mulai terasa, namun tetap canda dan tawa yg terdengar selain kicauan burung dan riuhnya serangga yg menyambut kedatangan kami.Akhirnya, persimpangan tersebut pun sudah tampak, segera kami masuk dan perjalananpun kian serasa berat, karena rute yg dilalui ini benar-benar jalan tanah yg tidak rata, alias jalan kebun.Aku sudah merasa lelah, tak jauh dari persimpangan tersebut, aku memutuskan rombongan utk berhenti istirahat dulu sementara, karena aku dapat memaklumi, perjalanan pertama pasti sangat melelahkan.

Disini kami benar-benar istirahat total, namun ada juga yg sebagian malah memakan bekal mereka, lha, ... perjalanan baru 1% malah bekal mereka udah keduluan abis, biarkan sajalah, ntar mereka tau sendiri nantinya pikirku......

Selesai istirahat, perjalanan dilanjutkan, menelusuri jalan kebun yg boleh dikatakan lumayan membuat lelah.Kira-kira 20menit kemudian, kembali rombongan diistirahatkan, karena jam menunjukkan pukul 10.54 WIB, waktu yg kurang tepat utk melakukan perjalanan karena terlalu panas.Rombongan terpecah dua, sebagian istirahat didepan, karena tersedia tempat berteduh yg luas, rombongan kedua di kebun karet yg kebetulan memiliki sumber air, lumayan utk mendinginkan kaki pikirku...

Disini waktu istirahat sengaja agak diperlama, sekitar 20 menitan, dan aku benar-benar istirahat, melepas tas keriel ku lalu membuka baju yg sudah basah oleh keringat, dan melepas sepatuku, berjalan perlahan aku menuju parit yg airnya mengalir, dan alhamdulillah, cukup dingin begitu kurendam kakiku didalamnya.Sambil basa-basi ku ambil hpku dari tas, kuliat ada sms masuk, dari salah satu karyawan warnet yg katanya mau berhenti, aduh...masalah lagi....

Begitu mau dibalas, bah, ngga ada sinyal malah, lalu kutanya yg lain yg ada sinyal, aku minta mereka utk sms ke nomor tsb, yg isinya melarangnya berhenti sekarang, tunggu aku pulang saja; pintaku.

Setelah di sms, ada balasannya masuk, katanya; OK!!. Alhamdulillah, ngga jadi beban deh pikirku...

Selesai istirahat, perjalanan dilanjutkan, perkiraan sudah tidak jauh lagi kearah kampung, moga aja cepat sampai, udah haus sekali, pengen minum es....

Waktu menunjukkan pukul 11.20 WIB, panas matahari benar-benar menyengat, beruntung masih cukup rindang disepanjang perjalanan, jadi agak terhindar dari panasnya.Tak terasa jembatan kayu sudah nampak, akhirnya sudah masuk wilayah pemukiman warga, disini, kami sempatkan utk berfoto dulu.Selesai berfoto, langkah kaki semakin cepat dan bersemangat mengingat tempat istirahat sudah diambang mata.

Before entering villages

Begitu tampak olehku sebuah warung kecil, aku langsung berlari, begitu juga anggota yg lain, belum sampai ditujuan, ternyata hampir separuh peserta yg jalan didepan sudah singgah duluan, karena penuh, aku cari warung yg lain, begitu sampai, aku langsung istirahat total, melepas semua bawwanku dan juga sepatu yg serasa membakar kaki saking panasnya.Kalimat yg pertama kali keluar dari mulutku adalah ; Kak, ade jual es ke......

Sontak saja masyarakat kaget dgn kedatangan kami yg cukup menarik perhatian warga tsb, warga berkeluaran dari rumahnya dan mendekati kami, sebagian hanya melihat-lihat, dan sebagian lagi terlibat pembicaraan seputar perihal kami dan kegiatan kami ini.

Rombongan diinstruksikan utk istirahat disini, kebetulan sudah masuk waktu sholat Zuhur, setengah jam kemudian perjalanan akan dilanjutkan kembali, yaitu menuju ke tempat keramat, yaitu Keramat Burung, yg pada Travel Surviving I dulu sudah pernah disinggahi.

Selesai istirahat, jam sudah menunjukkan pukul 12.30 WIB, waktu yg dijanjikan telah habis, langkah kakipun mulai bergerak kembali, seirama dgn pulihnya tenaga, langkah kaki kami serasa cepat, tanpa disadari hampir melewati lokasi Keramat Burung yg ingin dikunjungi.Aku segera menghentikan langkahku, kemudian menanyakan ttg lokasinya yg sebenarnya tepat ditempat aku bertanya ini.Sebagian anggota yg sudah jalan duluan terpaksa patah balik, karena kelewatan.Begitu berkumpul, sedikit briefing kuberikan pada mereka ttg perihal tempat ini, terutama pantang larang sebelum memasuki wilayahnya.

Apes bagi salah satu anggota putri yg tidak bisa ikut menyaksikan tempatnya, karena sedang berhalangan, yg merupakan pantangan keras tempat tersebut.Aku tidak mau menempuh resiko seperti pengalaman yg dulu, terlalu riskan, karena selain perjalanan ini baru saja dimulai, kedua adalah resiko yg dilalui kali ini cukup tinggi, makanya aku berusaha meminimalisir segala masalah sekecil mungkin.

Disini tidak akan kutulis perihal Keramat Burung tsb, kalau ingin tau, bisa dibaca ceritanya disini, ataupun kalau mau tau tentang Travel Surviving I, tepatnya tentang masalah yg kami alami di lokasi ini, terutama masalah melanggar pantangannya, bisa dibaca disini.

Setelah dibriefing, 1 orang anggota putri resmi tidak ikut masuk, sekalian menjaga tas bawaan kami pikirku, lalu ada seorang anggota putra yg memiliki "penyakit ghaib" kularang utk ikut, takutnya nanti malah ikut kambuh penyakitnya, namun dia berkeras utk tetap mengikuti juga.Yah terserahlah, pikirku, selama dia masih bisa mengendalikannya, dan tidak mengganggu aktifitas, kenapa tidak!!

Foto telaga

Kamipun mulai memasuki wilayah keramat tsb, diperkirakan sekitar 1Km dari jalan kampung, begitu sampai, sedikit perubahan terjadi disini, dulunya telaga ini masih belum beratap, sekarang sudah ada, walau hanya sekedarnya saja.Utk yg lain, masih sama seperti dulu.Memang, sangat menyedihkan menurutku, benar-benar tidak terurus seperti ditempat lain.Selesai ziarah, kamipun kembali pulang.

Bersama guider kecil

Begitu sampai di depan, rombongan kembali siap-siap utk melanjutkan perjalanan, selesai berpamitan dgn warga, langkah kaki serentak bergerak menelusuri jalan setapak yg ada.Tak terasa kami sudah berada dipersimpangan, tinggal belok ke kanan, rute perjalananpun semakin panjang.

Sampai di dusun Sekuyang, yg diperkirakan 2KM dari dusun Segarau tadi, kami istirahat disebuah rumah yg kebetulan membuat dagangan kecil-kecilan.Tidak ada yg lain yg diinginkan selain minum es.Disini istirahat berkisar 10menit, selesai istirahat, rombonganpun melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Karitasa, yg diperkirakan sekitar 3KM dari dusun Sekuyang.

Full Recharges

Disini rombongan terpecah dua, sebagian yg jalannya cukup cepat mendahului kami, yg kedua, termasuk aku sendiri, menyisir dari belakang sambil menikmati teriknya panas siang menjelang sore dan tebalnya debu serta jeleknya jalan setapak yg masih terdiri dari susunan batu tidak beraturan dan kubangan air ini.Selebihnya, merupakan semak belukar dan perkebunan masyarakat.Tetap saja keberuntungan menyebelahiku, sambil berjalan, aku kembali menemukan sarang serangga yg menjadi koleksiku, yaitu Cyclommatus Tarandus, kalau mau tau ttg serangga tersebut, bisa dibaca disini.

Disini secara selektif aku memilih ukuran yg kuinginkan, selesai panen ala entomologist, peralatan koleksi yg memang sudah kupersiapkan akhirnya kukeluarkan, tas kerielku yg besarpun kubongkar, setelah kuraih wadahnya, kemudian serangga-serangga tersebut kumasukkan kedalam wadah itu, kembali tas kukemaskan dan perjalananpun dilanjutkan kembali.

Begitu waktu menunjukkan pukul 14.47 WIB, pemandangan yg kunanti-nantikan akhirnya tampak terbentang didepanku, Jembatan Kartiasa, helaan nafas lega kutarik sedalam-dalamnya, dan istirahatlah kata yg tepat utk menggembirakan rombongan kami yg kelelahan.Aku merasa mulai lapar, karena tadinya sewaktu istirahat diwarung didusun Segarau aku belum memakan bekalku, lalu kubuka tas, kuraih bungkusan nasi, kubuka dan makan...

Walau nasinya sudah dingin, tetap saja rasa kenyang yg melanda perutku sambil ditemani oleh debu-debu kenderaan yg lewat melintasiku dan rombongan, karena kami istirahat di pinggir jalan, Dasar...

Jembatan Kartiasa

Sambil menunggu azan Ashar, mereka istirahat memulihkan tenaga yg hilang.Begitu selesai, kembali perjalanan ini dilanjutkan, walau serasa berat mendera sekujur tubuh kami, tetap saja senyuman dan canda tawa yg mengisi sepanjang perjalanan ini.

Desa Kartiasapun mulai dilalui, diperkirakan sekitar 1KM lagi akan nyampai di jembatannya.Hampir semua warga yg kami lewati heran, ada juga sebagian yg ngobrol dengan peserta yg sembari lalu, selama tinggal di Sambas, baru kali inilah aku memasuki wilayah Kartiasa yg keberadaannya disepanjang sungai tersebut, serasa berada dimana ya, padahal Kartiasa itu sering sekali aku lalui, tapi tidak utk wilayah sungai ini.Tanpa sengaja ada seseorang yg menyapaku, dan mengajakku bicara, bahkan dia kenal dgnku, tapi aku benar-benar tidak tau dan tidak kenal, ya udah, ladeni saja pikirku.

Mungkin teman lama kupikir, yg aku sendiri sudah lupa, karena dari cara dia menyapaku adalah sapaan utk orang yg benar-benar kenal ttg aku.Setelah kujelaskan maksud perjalanan ini, dia takjub, ntah itu takjub karena jauhnya perjalanan ini ataupun takjub karena betapa bodohnya aku, who knows...

Kartiasa

Bahkan ada seorang ibu-ibu yg mendengar pembicaraan kami mengira kalau kegiatan ini dari TNI, setelah kujelaskan kalau mereka masih anak sekolah secara spontan ibu itu kaget, yah, biasalah, hampir semua tanggapan masyarakat seperti itu koq, jadi biasa aja kali....
Selesai ngobrol, akupun berpamitan, karena rombonganku sudah berada jauh didepan, sambil berlari kecil, akupun bergabung kembali dgn mereka.Tidak lama kemudian, tanpa terasa sama sekali, kami memasuki wilayah Terminal Bis Kartiasa, tanpa komando lagi, semua peserta bergegas menuju sebuah toko minuman yg termasuk lengkap dibilangan terminal tsb, dan akupun menyandarkan tasku.

Waktu menunjukkan pukul 15.50 WIB, istirahat kuberikan 20menit utk mereka.Sambil menikmati minuman dingin dan kue, kembali aku menghela nafas lega, sudah sejauh ini rupanya perjalanan hari pertama.Diperkirakan utk bisa sampai ke Desa Sekuduk mungkin sekitar jam 18.00WIB, atau sekitar 6KM lagi, semoga sajalah pikirku.Selesai berleha-leha, bebanpun mulai diangkat, menapaki secara perlahan jembatan Kartiasa yg menjadi penghubung antara dua sisi wilayah yg terpisah oleh aliran sungai yg cukup luas tersebut, disepanjang jalan disempatkan berfoto-foto kembali, bahkan saking senangnya, tanpa malu-malu lagi peserta yg cowok ngajakin cewek-cewek yg lagi nyantai dijembatan utk berfoto bersama, ya udah difoto aja pikirku buat kenangan mereka.

Haddeh!!

Begitu selesai berfoto ria, tanah seberangpun kami injak, walaupun lelahnya luar biasa, namun kata-kata peribahasa, walkin with style, even the bone fell aparts tetap dilaksanakan.Secapek apapun tetap saja jalannya kami seperti biasa, malah penuh keyakinan dan confident sekali, aduh.....

Persimpangan menuju Sekuduk pun tampak, tanpa dikomandoi lagi mereka langsung membelok kekanan, melanjutkan langkah kaki ini menuju tempat Rest Point I malam ini, semoga saja bisa sampai sesuai perkiraan.

Baru 500 meter jalan kaki, kami istirahat dulu, kebetulan air sungai lagi pasang, jadi kami istirahat sekaligus cuci muka utk menyegarkan tubuh yg lelah.Sambil bercanda seperti biasanya, tak terasa waktu sudah menunjukkan 16.47 WIB, wah, pikirku, pasti kemalaman nih nyampainya?!

Yah, biarkan saja, yg penting nyampai target.Lalu kami memulai melangkah lagi sambil mengikuti jalan setapak rabat beton yg notabene merupakan jalan as di sini.Rombongan kembali terpecah menjadi dua, sebagian sudah melaju kencang bak kereta api, sudah hilang dari pandangan kami, namun tetap saja kami berjalan santai mengingat ada salah satu peserta yg mengalami lecet dikaki.Begitu masuk wilayah dusun Medang, kami kembali istirahat, tepat didepan warung, hamparan matras membentang dan atributpun dilepas, hanya kata-kata; bang, beli es....; itulah yg kami sebutkan kepada sang pemilik warung.Ingin tau kekonyolan anggotaku, liat aja dibawah, akibat terlalu capek dan stress kali ya...

Konyol!!


Kami sama sekali tidak merasa malu lagi, mungkin karena sudah terlalu capek, sampai-sampai warga merasa heran dengan tingkah laku kami, tapi disebalik itu tetap saja mereka tersenyum dengan guyonan dan keramahan kami menyapa mereka satu persatu.
Cukup lama kami istirahat disini, diperkirakan sekitar 30 menitan, begitu mtahari kian condong ke barat, dan langit semakin gelap, lalu kami memutuskan utk melangkah lagi dengan sisa-sisa tenaga yg ada, pokoknya tujuan malam ini harus bisa sampai ke Rest Point I, pintaku.

Sisa 1 perkampungan lagi yg akan dilalui, yaitu Dusun Sebataan, yg mana salah satu anggotaku sudah menelpon teman sekolahnya yg berada disana utk menyiapkan minuman utk istirahat sejenak nantinya.Selesai menelpon, kembali mereka berulah, mengganggu cewek yg lagi mencuci motornya, kupikir itu teman mereka, tapi ternyata mereka tidak kenal sama sekali, ikut bantu atau ikut bikin masalah pikirku, segera mereka kuajak pergi utk melanjutkan perjalanan, karena terus terang, perjalanan belum sampai 10 meter mereka udah mau istirahat lagi, aduh....

Pendirian Tenda

Penghujung kampung mulai dilewati , lalu masuk areal persawahan, dikejauhan sudah nampak pemukiman warga, yg diperkirakan sekitar 600 meter, langkah kaki semakin cepat, seiring dengan cepatnya langit yg berubah gelap.

Begitu masuk ke dusun Sebataan, temannya yg ditelpon tadi datang menyusul menggunakan sepeda motor, mereka mau dijemput, dengan spontan mereka menolak secara serentak, malah diperintahkannya utk pulang saja siapkan kami air minum yg dingin, seketika itu juga temannya itu pulang, dan pastinya air dingin sedang menunggu kami di ujung sana, akibatnya, langkah kaki semakin cepat.....

Setelah 500 meter jalan kaki, rumahnya pun berhasil dicapai, tanpa basa basi lagi kami masing-masing meraih gelas utk minum, Alhamdulillah, serasa dingin sekujur kerongkongan, sambil menghela nafas, kembali kami istirahat disini utk melepas lelah.

Keringat apa mandi sih?!

Diperkirakan, kalau dari sini ke Sekuduk itu sekitar 2 KM kata ibu tempat kami istirahat, jadi kalau diperkirakan, sekitar 30 menit bisa sampai kesana, begitu liat jam, sudah menunjukkan pukul 18.36 WIB, kamipun langsung berpamitan utk melanjutkan perjalanan tanpa lupa menghaturkan terima kasih kami atas kebaikannya.Jalan setapak mengarah ke ujung perkampungan yg sudah mulai gelap, menuntun kami menuju Rest Point I, langkah semakin kencang, karena gelap dan sudah dekat.Begitu memasuki areal perkebunan, sudah tercium bau kemenangan, karena berhasil mencapai finish malam ini juga, perlahan tapi pasti, sebuah lampu dari pemukiman warga tampak dari kejauhan, secara spontan kami bergerak semakin cepat, begitu sampai dijembatan semen, kami istirahat, dan ternyata sudah masuk wilayah Desa Sekuduk, Kecamatan Sejangkung.

Tim Dapur

Selesai istirahat sejenak, kami berjalan kembali memasuki desa tersebut, sebagian sudah berada di lokasi lapangan bola, sudah siap mendirikan tenda dan ijin ke pemerintah desa pun sudah didapat.Begitu mendekati warung, aku perintahkan utk yg putra jalan duluan membantu teman-temannya mendirikan tenda, utk yg putri, kutahan utk urusan belanja keperluan dapur.Selesai belanja, kamipun segera menyusul, beruntung pemilik warung bersedia membawakan belanjaan kami hingga sampai kelokasi tenda, kemudian seseorang lewat......

Begitu sampai dilokasi yaitu lapangan bola, aku keheranan, karena semua peserta hanya duduk diam tanpa bebrbuat apa-apa, jelas sekali aku ngga setuju lalu kutanyakan apa gerangan, setelah dijelaskan duduk perkaranya, ternyata mereka dilarang utk melanjutkan pekerjaan oleh seseorang.Sempat mau emosi tapi sepertinya ada benarnya juga, ternyata salah satu senior mereka yg tidak ikut perjalanan malah menyusul menggunakan sepeda motor, secara spontan memberikan komando yg sudah jelas dan pasti menyalahi undang-undang.....:cd

Walau sederhana, tetapi isi perintah tsb tidak tepat utk pelaksanaan kegiatan ini, mereka disuruh menungguku, begitu aku datang barulah pekerjaan dimulai, dengan sedikit lengkingan suara kujelaskan inti dan maksud kegiatan ini, yg sebenarnya mereka sudah paham, namun yah, sudahlah, bukan masalah besar pikirku.

Selesai masalah tersebut, pekerjaanpun dimulai, boleh dikatakan tidak ada instruksi dariku, mereka berinisiatif bekerja sendiri tanpa diperintah, itulah yg kuinginkan dari mereka.Utk anggota senior tsb, selain mendatangkan masalah, pasti membawa berkah bagi kami, pekerjaan menjadi cepat selesai, malah urusan yg sepele seperti membuat tungku pun diselesaikannya ala militer....wew..

Pekerjaan selesai, dapurpun sudah berasap, seksi konsumsi terpecah jadi dua, sebagian masak nasi, sebagian urusan lauk.Tidak sampai setengah jam masakanpun kelar.Sudah sampai waktunya kami mengisi perut yg kosong, sembari mengemaskan perlengkapan bawaan ke tenda masing, masing.

Selesai makan, pilihan peserta kebanyakan istirahat total alias tidur, memulihkan tenaga yg terkuras seharian, namun aku belum bisa karena gerah, aku mau mandi pikirku, kemudian begitu kusampaikan niatku, 2 orang anggota putri ingin ikut, lalu 2 orang anggota putra juga ingin ikut, total 5 orang, kami menuju sungai yg tidak terlalu jauh dari tenda kami.

Begitu menyentuh air, serasa segar menyelubungi tubuh ini, tidak terkecuali juga bagi mereka, walau sebagian hanya sekedar cuci muka dan nyikat gigi.Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, tidak baik rasanya main kedaerah rawan sebegini, apalagi kami ini pendatang yg notabene belum mereka kenal, terutama yg mengikutiku.

Selesai urusan bersih-bersih, kami pulang melalui jalan lain, sekaligus jalan-jalan, ternyata kami sempat tersesat, gara-gara salah satu anggota yg sebelumnya membeli air galon mengatakan jalannya adalah belok kekanan, padahal seingatku ke kiri, sempat ribut sebentar, bersyukur ada warga yg menjelaskan arahnya, yah..tetap saja kembali kejalan semula dan memutar mengikuti jalan setapak yg ada.Begitu sampai ketenda, aku langsung mengganti baju dan langsung tidur.


Hari Kedua

Pagi menyapa kami dengan keributan lalu lalang kenderaan yg memang cukup sibuk, maklum, utk daerah tsb merupakan jalur lalulintas utama kecamatan.Sebagian sudah beraktifitas, sebagian berbenah, dan sebagian urusan dapur.Dikarenakan tenda yg kugunakan cukup panas, disengat mentari pagi saja sudah serasa dipanggang, mau tidak mau aku bangkit dari pembaringan dan siap-siap berkemas berbenah diri.

Handuk, sabun, sikat gigi dan pakaian mandi dipersiapkan, segera aku berangkat ke sungai dan diikuti oleh beberapa anggota yg ingin ikut mandi juga.Sesampai disungai, aktifitas bersih-bersihpun dimulai.Waktu sudah menunjukkan pukul 08.15 WIB, mandipun kusudahi, lalu meluncur kembali ke base camp utk berkemas melanjutkan perjalanan yg masih jauh.

Sesampai ditenda, para anggota diinstruksikan utk segera menyelesaikan aktifitas dan berkemas, sesegera mungkin sarapan karena perjalanan akan dilanjutkan, mengingat matahari sudah mulai menyengat sekali.

Pukul 09.40 WIB, makanan sudah selesai dimasak dan dihidangkan, anggota berkumpul utk makan pagi buat bekal tenaga diperjalanan, dan sisa-sisa perkemahan sudah selesai dibersihkan.Selesai mengisi perut dan berbenah, peserta semuanya sudah siap tempur, perlengkapan masing-masing sudah dikemas ulang utk melanjutkan perjalanan, dan tepat pukul 10.00 WIB pagi, perjalanan hari kedua dimulai.

Kira-kira 2 km dari lokasi basecamp, kembali kami istirahat, karena panasnya matahari benar-benar menyengat kami sambil menunggu teman-teman yg jalannya agak tertinggal dibelakang.Kebun karet yg teduh jadi pilihan, kira-kira 15menit kemudian, begitu awan sedikit menutupi terik matahari, kamipun melangkahkan kaki kembali menuju rute yg masih belum kami ketahui jaraknya.

Tidak sampai 500 m, aku dan sebagian anggota yg mengelompok mengikutiku kembali istirahat karena kepanasan, benar-benar terik sekali, kami kembali istirahat, beruntung ada jeruk dikebun milik warga, apalagi, ya udah, masing-masing mengambil utk melepas dahaga.

Kurang puas dengan jeruk, tidak jauh dari situ ternampak oleh kami pohon kelapa yg cukup rendah dan berbuah, anggotaku berlari duluan utk mengambil buah kelapa,dan secara kebetulan,disampingnya ada tempat peristirahatan yg cukup adem, sambil minum air kelapa sambil istirahat, wah, ngga terbayang keindahannya, pikirku.

Coconut Burglar

Waktu menunjukkan pukul 11.15 WIB, matahari sudah mulai meredup, disebabkan awan Columnus Nimbus yg melintas tepat disinarnya.Momen tsb kami manfaatkan utk melanjutkan perjalanan menuju Sejangkung yg tidak jauh lagi.Baru 1 KM berjalan, kembali Dia menyengat kami dan kamipun tepar tak berhaluan karena panasnya, semak-semak kebun karetpun jadi sasaran, kamipun terbaring kelelahan, dasar kerjaan gila pikirku.....

Beruntung teriknya tidak lama,dan ditutup kembali oleh si awan basah yg mengandung H2O utk dimuntahkan, langkah seribu kami telurkan dan akhirnya berhasil mencapai Sejangkung, tepatnya di Desa Parit Raja, hal pertama yg kami targetkan adalah tempat berlindung serta warung yg menjual es, syukur-syukur jika ada yg jual es tebu pikirku.

Doa orang yg dilanda kekeringan terjawab sudah, tepat dipersimpangan yg hendak menuju ke arah selanjutnya, disitu ada gerobak es tebu plus warung berteduh, apalagi, kami pun berlarian bergegas menuju warung itu dan mengharapkan belas kasih sipemilik utk menyuguhi kami dengan yg dingin-dingin.

Ternyata apes yg didengar oleh telinga kami yg sudah dilanda dehidrasi tingkat tinggi, es tebunya ngga ada, alias out of stock...
Aduh, bagaimana ini pikir kami, beberapa anggota sudah mulai bertingkah, dengan gaya pendemo, yg tidak mau beranjak dari tempat duduk sebelum permintaan mereka dipenuhi oleh pemerintah pusat, metode jahit mulut pun dilakukan, eits salah, metode bongkar muatan maksudnya diwarung tsb pun dilakoni.

Lalu si ibu pemilik warung mengatakan kalo es lilin dari air tebu ada, serasa disambar geledek, kami serntak berteriak ; mau, mau,mau,mau......ha,ha,ha..ada-ada saja pikirku.

Es lilinpun dihidangkan, dgn harga perbatang Rp500, cukup murah sekali, kuminta semua yg dimilikinya utk dikeluarkan , dan segera diaminkan, 5 menit kemudian, espun terhidang di depan kami, tanpa ba,bi,bu lagi, semua melahap es tanpa komando sama sekali, dan dimulai lah istirahat panjang sambil menunggu azan Zuhur berkumandang.

maling jemuran

Azan Zuhur berlalu, cuaca mendung, dan dahaga pergi, 3 syarat utk melanjutkan langkah kaki pun terkabulkan.Tepat pukul 12.00 WIb, kami kembali menapaki setiap langkah kaki kami disepanjang jalan desa, semakin lama serasa semakin terpencil, jauh dari sentuhan pembangunan, padahal kita semua tau, negara ini sudah lama meredeka tetapi tidak "merdeka" selayaknya negara merdeka.

Sepertinya alam mengerti dgn pikiranku, dan ikut berduka, gemuruh hujan deras dan angin kencang menyambut perjalanan kami yg baru 1 km saja, istirahat sejenak di warung yg lumayan besar, perlengkapan hujanpun dipersiapkan, dan segera digunakan.Selesai di kemas, hujanpun bukanlah penghalang bagi kami utk melangkah, namun menjadi pendingin dari panasnya perjalanan yg sia-sia menurut orang yg tidak mengerti.

Semakin lama perjalanan semakin jauh, dan rombongan yg terpecah dua tidak mampu kami kejar, dan hujanpun reda diperjalanan, menapaki setiap jalan yg terbentang, dan kampungpun dilalui, tepat dipersimpangan, pos ronda diamankan, dan perlengkapanpun disetting ulang utk rute normal sambil beristirahat sehabis berjalan sepanjang 3 km.

Tidak ingat aku akan nama dusunnya, tapi pastinya sebuah kampung yg cukup sepi dan jauh dari kesan pembangunan.Selesai repacking dan istirahat, otot betis kembali bekerja mengejar asa yg masih jauh dari pandangan mata.Malam ini target finishnya adalah Desa Sajingan Kecil, yg berada disebalik gunung Senujuh.

Berdetak jantung mulai keras, seiring beban yg dipanggul, dan nafas yg terputus-puus karena tertawa, yah, walau capek, tetapi kami tetap saja tertawa disepanjang jalan, utk menyamarkan keluh kesah kami yg sudah tidak terbendung lagi.Perjalanan ini sungguh melelahkan sekali......

1Km,.....2Km,......... 3Km,...................... sebuah dusun kembali dilalui, tepat disebuah persimpangan, ada sebuah masjid, dan disinilah kami merebahkan tubuh kami utk menghela nafas dan melepas lelah dipundak yg serasa berat sekali.Dusun ini cukup ramai penduduknya, dan mereka cukup ramah, kedatangan kami disambut dgn senang, sambil istirahat, kamipun berbincang-bincang dgn masyarakat yg mendekat tsb.

Capek mulai memudar, dan perbincanganpun berakhir, aku dan rekan-rekan segera beranjak, melanjutkan perjalanan yg tidak tau dimana ujungnya.Pastinya kaki wajib melangkah hingga tujuan yg ingin dicapai benar-benar diraih.

Perlahan sekali langkah kami bergerak, maklum beban yg dibawa tidaklah ringan, dalam hitungan menit kami sudah menjauh dari dusun tsb, dan sekarang masuk ke areal perkebunan.Kira-kira 1 km berjalan, kami istirahat sebentar utk menghela nafas, lalu melanjutkan lagi menuju perkampungan didepan yg sudah tampak dari kejauhan,rencananya disana kami mau istirahat lagi, semoga saja ada warung utk istirahat dan makan snack utk mengganjal perut.



to be continued....



This entry was posted on Monday, October 03, 2011 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: