Nama yg aneh!!!!


Sesuai dgn maksudnya, menggunakan Bahasa Sambas yg diartikan ke Indonesia berarti tidak beraturan, asal-asalan, pusing, ngga ada tujuan dan lain-lain.Memang sebenarnya aku tidak punya tujuan, dan kegiatan inipun tidak memiliki
dasar alias asal muncul aja!!

Mikirnya sih jika sempat hanya ingin survey lokasi utk kegiatan ADVANCED>>Travel Surviving Saka Bakti Husada Ranting Sambas yg akan diadakan beberapa bulan akan datang atau mungkin akhir tahun ini.
Dan kedua adalah berdasarkan saran dari temanku  sesama Entomologist dari Australia bahwa daerah utara Kabupaten Sambas memiliki potensi yg sangat bagus utk profesiku sebagai Entomologist, kebetulan di Entomology Museum of Sarawak sudah memiliki rekor Cyclommathus Tarandus yg mencapai ukuran 72mm dan ditemukan pada tahun 1902 silam, sedangkan rekor terbaikku hanya 70mm, dan itu berhasil kuraih pada tahun 2003 yg silam.

Asal ceritanya pada hari minggu sore kami lagi nyantai di warung minuman Lages, selesai kumpul bersama anggota Saka Bakti Husada.Dalam pembicaraan tersebut aku secara asal bilang "besok ke Sajingan aja yuk!!".


Kebetulan untuk anak SMA 1 Sambas yg kelas 2 libur utk tes Try Out UAN kelas 3.Yg kuajak adalah anak kelas 2, tanggapan mereka biasa-biasa saja, dan aku sendiripun tidak serius.Ntah kenapa malam harinya aku ngga bisa tidur, malah kepikiran utk berangkat keesokan harinya, lalu ku sms mereka untuk ikut, dan direspon ngga bisa, ya udah, biar aku sendiri aja yg berangkat ke Sajingan sambil survey lokasi utk penelitianku yg akan datang.

Begitu aku bangun tidur pagi ini, pikiranku masih ingin kesana, ntah kenapa, sepertinya ada yg kurang begitu.Setelah urusan rapat di SD 4 Nagur selesai, yaitu pada pukul 10.00WIB, rencanaku tersebut ku ulang kembali ke anggotaku, yg kebetulan ada dan ikut rapat.Yg 1 setuju aja, terus yg satunya agak ragu, setelah dijelaskan dan sedikit dipaksa, akhirnya dia setuju dan planning pun disiapkan.

Setelah selesai mengatur planning, mereka kusuruh pulang utk persiapan, dan begitu juga aku, segera ke Bank ambil uang utk perjalanan ini, setelah itu langsung ke Pertamina isi bensin motor hingga penuh.Masuk sebuah sms dari penjaga warnet yg ku maintenances bahwa internet ngga bisa connect, padahal malam sebelumnya sudah kusetting dan connect, akhirnya aku singgah dan cek kembali settingan tadi malam, ternyata permasalahannya di Router MikroTik, settingan IP Route nya kembali ke settingan semula, setelah aku setting menyesuaikan IP modem baru, akhirnya berhasil connect.Begitu selesai, aku segera berangkat pulang.

Setibanya dirumah, segera aku berkemas menggunakan perlengkapan adventure ku, selesai lalu aku segera berangkat menuju persimpangan Jalan Sejangkung, dimana mereka berdua sudah menungguku cukup lama.

Waktu menunjukkan pukul 11.35WIB, aku segera ketemu mereka dan kaget!!!!
Lho!!, mereka koq santai sekali, cuma menggunakan helm standar saja dan jaket sweater,  yg lainnya mereka hanya menggunakan sendal jepit, seperti mau kepasar saja kupikir, sedangkan aku lengkap dengan sepatu boots, pakaian adventure dan perlengkapan mekanik hingga camera HP Toshiba Vodafone seri V902T yg cukup perfect utk perjalanan sebegini, ah, biarlah mereka yg merasakannya sendiri nanti!!!!.

Waktu sudah terlalu siang, begitu ketemu mereka segera kami berangkat melalui jalan Sejangkung, kemudian menyeberang sungai menggunakan jasa transportasi lokal setelah itu melalui jalan kampung, tepatnya dekat dengan bukit Piantus kemudian tembus di persimpangan jalan menuju ke Kecamatan Galing.Dari sini, tanpa basa-basi lagi, perjalananpun segera dilanjutkan menuju Kecamatan Galing.


Begitu tiba di Galing, tidak ada kendala yg berarti bagi kami, biasa-biasa saja.Perjalananpun dilanjutkan dari Kota Galing menuju Kecamatan Sajingan, dan tujuan akhir adalah Desa Aruk Kecamatan Sajingan Besar yg kebetulan merupakan sebuah Desa batas antar Negara.

Waktu menunjukkan pukul 12.47WIB, terik matahari dan tebalnya debu menyambut kedatangan kami, perjalanan sudah mulai terasa berat begitu kami memasuki Desa Sijang, bebatuan terjal dan kering sepanjang perjalanan, belum lagi jalan-jalan yg banyak lubangnya, tapi tidak masalah, karena masih layak  untuk dilalui.Kami saling memacu gas motor kami, dengan kecepatan yg lumayan cepat, tiba-tiba motor Supra X 125 anggotaku berhenti secara mendadak, setelah diperiksa, ternyata roda belakangnya kempes, mungkin bocor atau pecah.

 Terpotong dua
Aku kemudian berhenti dan melihat kondisi mereka, setelah mengetahui masalahnya, segera aku mencari bengkel terdekat, beruntung tidak jauh dari tempat kejadian, kemudian mereka menyeret motornya secara bergantian dan aku menunggu di bengkel sambil mencari mekanik bengkel tersebut.Tidak lama kemudian si mekanikpun datang, lalu merekapun tidak lama kemudian sampai juga menyeret motor yg kempes tersebut.

Begitu tiba, si mekanik segera membongkar roda belakang dan memeriksa kondisi ban dalam motor, begitu dibuka, ternyata ban dalamnya putus menjadi dua, mengherankan sekali, belum pernah aku melihat kejadian sebegitu, apalagi mereka, pasti kaget dengan kondisi ban hingga terputus begitu.Lalu aku menyarankan utk mengganti ban dgn kualitas yg baik, setelah disetujui mekanik, kemudian si mekanikpun melanjutkan pekerjaannya, tidak sampai 15 menit kemudian, pekerjaanpun selesai, dan motor sudah kembali normal.

Selesai membayar ongkos dan beres-beres, kamipun segera berangkat, waktu sudah menunjukkan pukul 13.25WIB, sudah kesiangan takut-takut tidak sempat mencapai tujuan akhir.Begitu perjalanan dilanjutkan, kami segera memacu kenderaan kami secepat yg bisa, namun tidak bisa seperti sebelumnya karena kondisi jalan sudah mulai agak parah, dan sedikit-sedikit sudah mulai menaiki tanjakan berbukit.


Begitu mulai memasuki perbatasan antara Kecamatan Galing dan Sajingan Besar, perjalanan serasa makin berat, apalagi begitu memasuki Kecamatan Sajingan Besar, medan yg dilalui semakin terjal dan berbukit, sehingga mau tidak mau kami harus extra hati-hati mengingat resiko yg lumayan besar kalau kurang konsentrasi.


Jalan yg dilalui kebanyakan tanjakan dan turunan serta berbelok-belok dan memiliki lubang disana-sini, semakin memperparah kondisi, namun tetap saja kami masih memacu kenderaan secepat yg bisa.Aku berhasil memacu kenderaanku sehingga aku berada agak jauh didepan, karena aku tidak mau berada dibelakang mobil Toyota Avanza, yg kebetulan bersamaan dengan kami, bisa dimaklumi debu yg dihasilkannya jika kita dibelakangnya.Begitu kuamati, ternyata kenderaan anggotaku juga berhasil memintas mobil tersebut dan berada tidak jauh dariku.

Begitu melintasi daerah hutan, dan kebetulan daerah tersebut memiliki tanjakan yg cukup tinggi dan berliku-liku, kulihat kebelakang, "lho!!?, kemana nereka???"

Kemudian aku memperlambat laju kenderaanku, menunggu mereka, namun yg muncul adalah mobil Avanza yg barusan kami lewati.Aku merasa heran, kemudian aku berhenti sebentar, lalu memutuskan utk memutar kenderaanku kembali utk melihat mereka sedang apa.

Begitu aku mendekati mereka, ternyata mereka sudah berhenti ditengah jalan dengan wajah pucat sekali!!!!

 

Lalu kutanya apa gerangan yg terjadi, ternyata roda belakang motornya kembali berulah, kempes!!!

Sungguh suatu cobaan yg berat bagi kami, belum terlalu jauh mengalami masalah yg sama, kini terjadi kembali, yg lebih parahnya, ditengah-tengah hutan lagi.Aku kasihan melihat mereka, terutama si pemilik motor tersebut, hampir mau menangis.Dengan gayaku yg khas, aku malah tersenyum dan tertawa kecil, seolah-olah masalah ini bukanlah masalah besar.Lalu aku menyarankan mereka untuk menunggu disitu, lalu aku mencari bengkel terdekat yg bisa dicari, agak sinis mereka menjawab, emangnya ada bengkel ditengah-tengah hutan begini, aku jawab pasti ada, kalau dicari.

Mendorong motor bocor

Sebuah jawaban yg menurutku bisa cukup menenangkan mereka, walaupun kenyataannya sendiri aku tidak pasti, karena ini merupakan perjalanan pertamaku kesini dan juga mereka, dikarenakan aku sudah terbiasa menghadapi masalah-masalah tak terduga begini, aku tampak tenang dan sabar, sehingga bisa membuat mereka sedikit agak tenang.
Akupun segera memacu kenderaanku untuk mencari bengkel terdekat, semoga saja ada bengkel disini.Dan benar saja, tidak sampai 500 M aku menemui sebuah bengkel kecil.Aku bersyukur sekali, akhirnya tujuan baikku tidak mengalami kendala yg berarti.Aku sedikit heran "koq ditempat sepi begini ada bengkel ya!!!"

Setelah kuamati ternyata kira-kira 500 M kedepan aku menemukan sebuah pintu masuk yg hendak menuju ke perkebunan sawit dan sebuah warung yg lumayan besar dimiliki oleh masyarakat lokal.Kemudian aku segera kembali menemui mereka dan memberitau akan keberadaan bengkel tersebut, betapa senangnya mereka mendengar kabar tersebut dan segera mendorong motornya dengan cepat.

Aku kemudian kembali kebengkel tersebut, dan menurut istri si pemilik bengkel, bahwa suaminya sedang diwarung didepan, lalu aku segera menyusul dia dan memberitau perihalnya, selesai ketemu, diapun langsung pulang ke bengkelnya dan aku sendiri menunggu pesanan es yg tadi kupesan utk menghilangkan dahagaku.

Selesai minum dan membayar minumanku, aku segera kembali ke bengkel untuk menemui mereka.Ternyata motor sudah dibongkar roda belakangnya, kemudian kembali ban dalam tersebut diganti dgn yg baru.Selesai diganti dan dikemaskan, kamipun segera berangkat melanjutkan perjalanan, namun kali ini teman boncengannya pindah posisi dan naik kemotorku, karena kupikir motor standar mereka tidak mampu untuk melalui perjalanan terjal begini, beda dengan motorku yg memang sudah kumodifikasi untuk perjalanan medan terjal begini.

Begitu perjalanan dilanjutkan, aku langsung tancap gas sesegera mungkin ingin mencapai akhir dari perjalanan ini.Perjalanan semakin keras dan seru, jalan yg terjal dan berbukit semakin berat, sekarang malah menanjak disebuah bukit yg cukup tinggi sekali, dan menurutku sih ini lumayan berat dan berbahaya jika tidak hati-hati, dengan teriakan keras ala bikers aku memacu motorku utk menaiki bukit itu.Begitu sampai dipuncaknya, aku tertawa dan merasa puas, memang sebuah perjalanan yg cukup mengesankan sekali!!!!!

Lalu kami menunggu anggota yg satunya naik, perlahan tapi pasti akhirnya dia berhasil menaikkan motornya dengan selamat.Setelah diingat-ingat, mungkin inilah yg dipanggil dengan nama jalan Letter S Sajingan yg terkenal berbahaya itu.Memang sangat mengesankan sekali, dengan ketinggian rata-rata 400M dpl, hampir sebagian wilayah Kabupaten Sambas bisa diamati secara langsung disini termasuk batas negara.Begitu selesai istirahat, kamipun segera melanjutkan perjalanan yg berat ini, melalui berbagai jalan terjal berliku dan berbahaya.

Tidak lama kemudian, kami berhasil memasuki wilayah Sajingan Besar, masih di sebuah Desa yg tidak aku ketahui namanya, tepatnya dipertigaan menuju ke Sungai Bening dan Aruk, lalu kami belok ke kiri menuju Aruk, perbatasan Negara sambil mencari keberadaan air terjun Riam Merasap yg cukup terkenal itu.Jarak Desa Aruk diperkirakan tinggal 7 KM lagi, sesuai dengan marka yg berada dipinggir jalan.Dengan sedikit tergesa-gesa, akhirnya kami masuk di Desa Sajingan Besar, tidak jauh dari situ berdiri pusat pemerintahan Kecamatan dan sekolah-sekolah, tidak lama kemudian kami melalui jalan aspal yg cukup mulus sekali, akhirnya!!!!!!!!!!

 

Waktu sudah menunjukkan pukul 14.47WIB, perjalanan sudah enak, dan beberapa KM lagi, kami akan menuju perbatasan Negara.Tidak sampai 5 menit kemudian, kami melihat Pos TNI dan akhirnya kami berhasil tiba di tujuan perjalanan kami, PPLB ARUK, Kabupaten Sambas ( ntah apa maksud dari PPLB tersebut).

Batas Indonesia Malaysia

Lalu kami istirahat dikantor tersebut sambil melihat-lihat sekelilingnya, kemudian buka HP, dan aku kaget sekali, karena operator yg kugunakan adalah XL, tapi dilayar HPku malah CELCOM, milik operator seluler Malaysia, begitu juga anggotaku yg menggunakan operator IM3, yg tampil dilayar HPnya adalah DiGi, yg tidak lain adalah milik Malaysia juga.Lalu aku bergegas ingin tau lebih dalam, kuputuskan utk melewati Pos tersebut dan menuju tapal batas Indonesia dan Malaysia, ternyata tidak jauh, hanya 800M sudah berada di tapal batas tersebut.Namun kami tidak mau mencari masalah, karena ada pos penjagaan milik bersama ( Indonesia dan Malaysia), jadi kenderaan kami dihentikan di perbatasan tersebut, istirahat sebentar lalu menikmati pemandangan disitu.

Batas Malindo

Begitu waktu mendekati pukul 15.00WIB, kami segera beredar dari tempat tersebut dan menuju ke PPLB tadi untuk ambil foto.


Selesai ambil foto, kamipun segera kembali untuk mencari informasi tentang keberadaan air terjun yg menjadi target kedua kami.Siasat kuatur, perjalanan dilanjutkan, begitu mendekati Desa Sajingan, kami mampir disebuah warung untuk minum es, sengaja kupilih warung yg dekat dengan sungai dengan harapan warung tersebut mungkin berada dekat dengan air terjun tersebut karena ada aliran sungai yg cukup besar disitu.Dan benar saja dugaanku, begitu aku bertanya kepada ibu penjaga warung, tepat disamping warungnya adalah pintu masuk menuju air terjun dan PLTA.



PLTA!!??Bingo!!!!

Satu lagi tambahan informasi yg sangat-sangat-sangaaattt berharga bagiku, yg mana merupakan sebuah persyaratan mutlak untuk penelitianku kedepan, yg rencananya akan aku lakukan di gunung daerah sini.Begitu mengetahui keberadaan PLTA tersebut, aku pastikan tidak lama lagi aku pasti akan kembali kesini utk melaksanakan penelitian yg sudah ku planning dalam perjalanan survey ini.

Kami segera naik, melalui jalan setapak hingga dipinggir riam ( sungai batu ), kemudian memarkir motor dan melanjutkan perjalanan utk mencari air terjun dan PLTA tersebut.Karena kedua anggotaku agak lambat dalam mendaki, lalu kuputuskan utk berhenti di sungai, lalu mandi utk menghilangkan gerah selama perjalanan.Keputusan tersebut harus kupilih karena waktu yg tidak mengijinkan, karena kami harus segera pulang ke Sambas lagi, sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 15.37WIB, tidak cukup utk mendaki dan mandi di air terjun atau survey PLTA yg ingin kulihat.


Selesai mandi dan foto-foto sebagai kenangan, kamipun beranjak pulang melalui rute sebelumnya, begitu sampai ditempat parkir motor, kami segera pulang dan keluar dari jalan setapak tersebut menuju jalan raya.Waktu menunjukkan tepat pukul 16.00WIB, perjalanan sudah selesai dan kami harus segera pulang ke Sambas.Perjalanan pulang terasa enteng karena selesai mandi, tubuh segar dan capek berkurang.


Dalam perjalanan pulang kami tidak mengalami kendala yg cukup berarti, kecuali beratnya laluan yg berbukit dan terjal serta tebalnya debu jalanan.Namun, begitu kami hampir mendekati perbatasan antara Kecamatan  Sajingan Besar dan Galing, kembali masalah yg sama terulang kembali, anggotaku tidak muncul-muncul, setelah ditunggu-tunggu, akhirnya dia datang dengan kondisi motor yg tidak normal, roda belakang kempes kembali, beruntung tempat kami menunggunya adalah sebuah bengkel dan warung, segera motornya dimasukkan ke bengkel lalu dibongkar kembali roda belakangnya terus diganti ban dalamnya dengan merk FDR yg lumayan awet.Selesai mengganti ban tersebut, kami langsung melanjutkan perjalanan pulang yg sudah sore, dan waktu memasuki pukul 17.14WIB, sudah senja.

 

Selesai masalah tersebut, perjalanan kami sudah lancar tanpa kendala yg cukup berarti.Pada pukul 17.55WIB kami sudah masuk ke Kota Galing, kemudian perjalanan dilanjutkan lagi menuju Sambas, dan rencananya akan melalui jalan utama melintasi Desa Perigi Parit, Tanjung Harapan dan Kartiasa hingga ke Sambas, akhirnya pada pukul 19.22WIB, kami masuk ke Kota Sambas dengan kondisi pemadaman bergilir dari PLN, lalu kami lanjutkan menuju Kantin Lages untuk istirahat melepas lelah sambil minum minuman favorit kami, Es Cincau Susu!!!!!!!!!!!!!

Tepat pukul 19.55WIB, kami segera pulang kerumah masing-msing dengan sejuta kenangan yg tidak bisa dijelaskan......


Tetapi yg pastinya adalah Seru dan Sukses!!!!!



This entry was posted on Monday, February 01, 2010 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: