Night Crawler III

Sabtu siang, hujan dengan derasnya mengguyur kota Sambas.Kepikir bisa-bisa ngga jadi kali kegiatan malam ini, ngga mau pusing, aku langsung tidur pulas, karena dalam hari-hari terakhir aku ngga bisa tidur
karena kesibukan kerja.
Begitu memasuki pukul 15.00 WIB, setelah adzhan Ashar berkumandang, akupun terbangun, sambil mengemaskan tempat tidur setelah itu segera ke sungai untuk mandi.

Peserta di Start Point
Begitu waktu menunjukkan pukul 16.40WIB, aku pun berkemas untuk berangkat, sambil menunggu jemputan dari teman, yg akhirnya pada pukul 17.00 WIB lewat, akhirnya aku berangkat menuju Puskesmas Terigas sebagai Starting Point untuk kegiatan Night Crawler III ini.

Senior dan Pembina
Begitu tiba di Puskesmas, para anggotaku dan temanku sudah datang dan siap diberangkatkan, begitu adzhan Maghrib berkumandang, peserta dipersiapkan.Begitu selesai merekapun langsung diberangkatkan secara serentak sambil menunggu beberapa orang anggota senior mereka yg menunaikan sholat Maghrib berjamaah.

Pelepasan oleh Pembina
Istirahat sejenak di bahu jalan, kami briefing sebentar sambil menunggu senior tadi mernyusul kami.Matahari sudah tenggelam di ufuk barat, kegelapan mulai menutup pemandangan.Suasana sudah mulai terasa, sesuai dengan nama kegiatan, Night Crawler.

First Step
15 menit kemudian, terlihat sekelebatan wujud "sesuatu" dari kejauhan, semakin lama semakin mendekat, hitam dan cepat.Ternyata "bayangan" tersebut adalah mereka-mereka para senior yg tadi menunaikan sholat Maghrib mengejar kami sambil berlari didalam kegelapan.Nampak sekali wajah kelelahan mereka sambil menghela nafas panjang.

Jalan Steigher Rambi
Begitu mereka datang, kembali briefing dilanjutkan terutama masalah kode yg dipergunakan dalam perjalanan ini.Dengan total peserta 16 orang, senior 4 orang dan ditambah aku sendiri sebagai Pembina pelaksana dan Penanggung jawab kegiatan ini, total 21 orang, selesai kode di berikan perjalananpun dilanjutkan.

Waktu memasuki pukul 18.38 WIB, akhirnya kami memasuki Dusun Perigi Maram, tidak jauh dari dusun tersebut terdapat sebuah perusahaan karet PT.Sumber Djantin dengan ciri khasnya bau karet busuk yg menyengat.Tidak lama setelah melewati pemukiman penduduk, perlahan tapi pasti rombongan mulai memasuki steigher penyeberangan yg telah ditentukan.Di steigher sudah menunggu sebuah motor mesin tempel yg mampu mengangkut 10 orang sekaligus, yang mana media transportasi tersebut sudah di hubungi seminggu sebelumnya.

Steigher Penyeberangan
Begitu sampai di steigher, 1 persatu anggotaku ku suruh naik dengan didampingi senior mereka, tetapi sebelum itu mereka kupilah-pilah dulu dikarenakan ada beberapa orang yg tidak bisa berenang sama sekali.Setelah semua berhasil menyeberang, kini giliranku menyeberang dengan beberapa orang anggotaku yg tidak bisa berenang tadi, semoga saja tidak ada permasalahan yg berarti.


Perlahan si Bapak menyalakan mesinnya, begitu menyala, transportasi tersebutpun bergerak secara perlahan menuju ke sisi seberang sungai, dengan sedikit berharap cemas, maklum, suasananya cukup mencekam karena kegelapan yg menyelimuti pemandangan kami.Begitu tiba dibibir sungai, akupun segera melompat untuk naik ke daratan sambil mengarahkan senior lain untuk membantu anggota tersebut naik ke daratan.


Selesai naik, merekapun kukumpulkan kembali, sembari memberikan sedikit briefing, mengenai lokasi Dusun Tangga Emas yg mereka jalani sekarang, tidak lupa aku menyerahkan uang lelah kepada Bapak yg menyeberangkan kami barusan.Begitu semua siap, rombonganpun segera bergerak menuju Rest Point I yaitu dipertengahan Dusun Tangga Emas, yaitu sebuah lapangan badminton.

1 persatu pemukiman warga kami lalui, senyum ramah dan tegur sapa tidak luput dari perjalanan kami, masyarakat disini cukup baik dan ramah sekali.Senang rasanya bila ada interaksi positif semacam ini.Tanpa kusadari tiba-tiba ada yg memanggil namaku, aku sempat kaget, siapa gerangan ya!!sedangkan aku pribadi belum pernah ke dusun ini sebelumnya.

Setelah kudekati sumber suara tersebut, ternyata adalah temanku sewaktu aku masih menjadi anggota Saka Bakti Husada pertama kali, yaitu pada tahun 1996, dia 1 angkatan denganku dan terbilang cukup aktif, seperti aku sendiri.Setelah bercengkerama sebentar akhirnya akupun melanjutkan untuk menuju rest point yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Waktu menunjukkan pukul 19.01 WIB, semua peserta dikumpulkan sebentar untuk briefing mengenai istirahat dan ibadah, begitu selesai, merekapun istirahat sejenak sambil makan bekal mereka masing-masing.Waktu istirahat yg kuberikan adalah 20 menit, cukup untuk melepas lelah sambil menunggu teman-teman lain selesai melaksanakan ibadah.

Rest Point I
Begitu waktu istirahat habis, merekapun dipersiapkan kembali untuk melanjutkan perjalanan yg masih cukup jauh.Selesai berbenah diri, rombonganpun diberangkatkan dengan formasi Leading Convoy, Middle care, Sweeper dan terakhir Guardian yang mana semua posis tersebut diambil oleh senior mereka dan aku sebagai Guardian ( biasanya sih sebagai Sweeper dan Guardian sekaligus ).

Hiasan Malam
1 persatu rumah warga dilalui, cukup banyak pertanyaan yg keluar dari masyarakat, termasuk mengenai hal-hal yg aneh,seram dan tabu, semoga saja para anggotaku yg mendengarnya tidak memikirkannya hingga perjalanan selesai.Begitu melewati rumah terakhir, hampir seluruh anggotaku merasa takut, karena mereka baru pertamakali melewati pemakaman muslim di malam hari, begitu melewati areal tersebut, akhirnya kami memasuki pemukiman yg tidak terlalu rmamai penduduknya.Disini merupakan areal perkebunan jeruk milik warga, lumayan luas perkebunannya, dan sebagian sudah berbuah, walaupun belum matang (kalau sudah matang, udah lain ceritanya).


Tak terasa perjalanan sudah semakin jauh, dan sekarang sudah memasuki pemukiman orang Cina, yg mana daerah tersebut cukup banyak anjingnya.Namun cukup disayangkan, anjing-anjing tersebut tidak berani menggangu kami, padahal sebelumnya sewaktu kami melakukan survey, hampir semua anjing-anjing tersebut mengganggu kami.Bagi sebagian anggota, terutama putri, itu cukup melegakan, tetapi bagi yg senang tantangan, pastinya merasa ada yg kurang.

Waktu sudah memasuki pukul 20.00 WIB, tidak terasa perjalanan kami sudah memasuki wilayah Dusun Siapat, Desa Lorong.Daerah ini sudah masuk wilayah kota Sambas, yg mana menurutku pribadi sensasinya sudah mulai berkurang, karena ini daerah perkotaan, dan jalan yg kami lalui adalah jalan raya.Tak mau putus akal, ku atur supaya melalui jalan-jalan yg sempit dan gang-gang kecil.Leading Convoy memahami maksudku, dan segera mencari alternatif rute yg cocok utk perjalanan kami.

Gang kecil dan pemukiman padat dilalui, lalu menyeberangi sebuah jembatan kecil di Desa Lorong, akhirnya melalui jalan raya provinsi.Memutar laluan terus menuju jalan arah ke kota tepatnya disamping eks-penjara.Begitu melalui pendopo Bupati sekitar 300M kemudian memasuki sebuah gang kecil menuju Dusun Kampung Jawa, Desa Jagur.Begitu mendekati persimpangan, rutepun dilanjutkan dengan melaui jalan tanah dan berlumpur, tepatnya memasuki wilayah hutan kecil di belakang pemukiman warga.

Perjalanan sudah mulai berat disini, dikarenakan sudah memasuki daerah persawahan dan rawa yg lumayan membuat mereka kewalahan, karena hampir semuanya menggunakan sepatu biasa, tidak bagi kami yg menggunakan sepatu boots, sangat menyenangkan sekali, terasa perbedaaan antara kami dengan anggota lainnya.

Jembatan darurat
Tanpa  terasa ternyata kami sudah mendekati Rest Point II, yaitu SDN 4 Nagur, yang akan kami masuki melalui pintu belakang.Waktupun sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB tepat, selesai briefing, para pesertapun istirahat selama 30 menit di pelataran sekolah setelah jalan kaki sejauh kurang lebih 3 KM.

Rest Point II


Selesai istirahat sambil melepas lelah, planning rute perjalananpun diatur kembali, dengan berbagai opsional yg ada dan waktu yg masih cukup, akhirnya diputuskan untuk merubah rute perjalanan dari rute sebelumnya.Begitu waktu istirahat usai, rombongan dipersiapkan kembali untuk menuju perjalanan berikutnya menuju Rest Point III.

Usai briefing sejenak lalu perjalananpun dilanjutkan, dari perjalanan ini, aku sudah mulai merasakan hal-hal yg kurang enak, terutama begitu kembali ke daerah semak-semak yg tadinya kami lalui, tepatnya dekat dengan sekolah SMU Panca Bakti Sambas.Menurutku biasalah, karena "aktifitas" sedemikian dimana-mana pasti ada.Begitu memasuki daerah hutannya, disini aku mulai gelisah, tidak tenang dengan aktifitas tersebut, terlalu ramai menurutku, mungkin disebabkan daerah ini merupakan daerah"nya" ditambah lagi kalau diingat-ingat daerah ini dulunya adalah pemukiman suku Madura yg dibakar sewaktu kerusuhan tahun 1998.

Crossing the Bushes
 
Tidak mau kehilangan konsentrasi, aku bercanda dengan anggotaku, supaya mereka tidak merasakan apa yg ku rasakan, tetapi aku yakin ada sebagian yg merasakannya, karena mereka agak gelisah begitu melalui daerah ini.

Kalau diingat-ingat, tidak jauh dari sini merupakan bekas lokasi rumah tua milik seorang wanita Cina tua ( Nyonya Kengkang ) yang meninggal didalam rumah tersebut.Yg mana pengalaman kurang enak pernah terjadi kepada diriku sewaktu perkemahan se-Kabupaten Sambas, dan aku sendiri malu untuk menulisnya disini, cukup satu kali itu saja pengalaman "aneh" itu kualami, semoga kali ini tidak terjadi.

Setelah hampir semua anggotaku keluar dari wilayah hutan tersebut, akupun sempat bernafas dengan lega, merasa aman dan tenang.Tetapi aku terlupa dengan tempat yg kami injak sekarang, yaitu jalan pengerasan menuju ke Desa Penakalan, yg terkenal cukup angker!!

Begitu peserta sudah keluar dari hutan dan berkumpul di jalan tersebut, perjalanan dilanjutkan menuju jalan raya, sedikit mulai terasa aneh, lho!!koq suasananya begini, tidak mencekam seperti didalam tadi, begitu kami melangkahkan kaki tidak jauh dari persimpangan, wah!!!

Ternyata tempat ini dijadikan oleh pasangan untuk pacaran, mereka pun kaget dgn kemunculan kami dan berlarian dari lokasi mereka, mungkin dipikirnya kalau kami ini Siskamling dari Desa tersebut.Pantas saja ramai orang pacaran, karena jalan ini masih gelap gulita, dan dekat dgn jalan utama.Suatu pemandangan yg tidak mengenakkan bagi kami.


Tidak mau ambil pusing, perjalanan dilanjutkan kembali dengan menyebrang jalan menuju gang kecil pelataran kayu ke arah Desa Manggis, tepat ditengah-tengah, ada pertigaan lalu kami belok kekiri tepatnya areal pemakaman muslim desa tersebut.Menelusuri sepanjang gang kecil tersebut, akhirnya kami memasuki jalan kecil sepanjang tepi sungai Sambas dari Dusun Manggis hingga ke Dusun Tumuk.Begitu melihat persimpangan, tepatnya didekat Museum Negeri Perjuangan Sambas (Rumah Tok Kaye), kami belok kekiri untuk melanjutkan perjalanan berikutnya.



Sebelum dilanjutkan, kami sempatkan sejenak untuk berfoto di depan Museum tersebut sebagai kenang-kenangan akan salah satu peninggalan sejarah kota Sambas.Namun, kejadian lucu kembali terjadi disini, salah satu anggota putra, saking senangnya ingin berfoto, dengan tidak sengaja menduduki kotoran ayam yang masih baru, sontak saja kami semuanya tertawa terbahak-bahak, lalu diapun berlari ke sungai untuk membersihkan diri, sungguh suatu hal yg sangat konyol.

Museum Negeri Perjuangan

Selesai berfoto, kemudian rombongan melanjutkan kembali perjalanan menuju daerah pemakaman yg terkenal angker tersebut, tepatnya dibelakang Museum tersebut.Begitu sudah mendekati gang tersebut, lalu rombongan kuhentikan sebentar, menunggu anggota putra yg ke sungai tadi datang.


Waktu menunjukkan tepat pukul 22.00WIB, perjalananpun dilanjutkan kembali, memasuki gang kecil yg becek dan berlumpur memasuki areal pemakaman yg terkenal angker tersebut.Satu persatu rumah warga disekitar rute perjalanan kami terbuka untuk menyaksikan ada apa gerangan, tidak lupa juga Radio Suara Sambas ( karena keberadaan gang tersebut berada tepat didepannya), mereka berhamburan keluar untuk menyaksikan ada apa sebenarnya.Kemudian seorang warga menyapa dan memberitau untuk hati-hati saja.Setelah ku iya kan, lalu kami mulai masuk kedalam gang tersebut yang cukup becek dan gelap sekali.

See!!!

Begitu memasuki areal pemakaman tersebut, semerbak bau harum khas pemakaman menusuk hidung kami, sangat tajam hingga semuanya kaget, menambah seramnya suasana.Akupun tersentuh "sesuatu", lalu melompat ke arah berlawanan, aku benar-benar ketakutan waktu itu, posisiku dibagian paling belakang mendampingi Sweeper. Suasananya benar-benar seram, lalu aku berlari kecil sambil berusaha menenangkan perasaanku.Satu hal yg aku takutkan adalah ada anggotaku yg menyadari akan hal tersebut, hingga kegiatan selesai aku tidak berani cerita kepada mereka, walau mereka bertanya terus, namun aku bilang tidak ada masalah di situ.


Untuk menenangkan perasaanku, aku berusaha bercanda dengan mereka semua, supaya mereka tidak menyadari perihal yg barusan aku alami.Nampak wajah tegang dan takut disetiap raut wajah mereka, membuatku semakin risau, takut terjadi sesuatu dgn mereka nantinya.Dan Alhamdulillah, akhirnya rombongan berhasil melewati wilayah tersebut tanpa gangguan sedikitpun( kurang pasti sih, karena tidak ada yg buka cerita kepadaku).

Berhasil melewatinya, aku kembali tenang.Rute ini memang cukup menegangkan, karena sepanjang perjalanan yg becek dan gelapnya yg minta ampun, beruntung semua peserta dan senior memiliki perlengkapan yg cukup utk perjalanan ini.Begitu memasuki Dusun Tanjung Rengas, kamipun mulai memasuki pemukiman warga, setelah menambah langkah kaki, akhirnya sampai juga di jalan setapak yg menurut cerita masyarakat terkenal angker tersebut.


Aku merasa kecewa begitu menginjakkan kaki melalui jalan tersebut, karena sepanjang jalan tersebut sudah memiliki penerangan lampu yg cukup terang.Yah, mau gimana lagi, hilang deh pertualangan seru ini.Perlahan tapi pasti kami menelusuri jalan tersebut, agak santai memang, karena sudah dekat dengan Rest Point III.Sambil bercerita dengan salah satu anggota putri, kamipun sudah mendekati jalan raya, lalu secara spontanitas anggota putri tersebut mengatakan kalau gang kecil didepan tersebut yg mengarah kesebelah kiri memiliki jalan alternatif menuju ke wilayah yg ingin kami tuju, tanpa berpikir panjang, Leading Convoy kuperintahkan untuk berbelok.Mereka sepertinya sedikit agak ragu, setelah aku mendekat, ternyata gang kecil tersebut mengarah ke kompleks pemakaman, lalu kutegaskan kembali untuk masuk melalui jalan tersebut, dan mereka semuapun masuk mengikuti Leading Convoy.


Begitu aku dan Sweeper memasuki wilayah itu, sepertinya tidak ada masalah yg cukup berarti, terkecuali rombongan agak kebingungan karena jalannya yg tidak nampak dikarenakan oleh tingginya semak-semak di pemakaman tersebut.Hanya 1 hal yg cukup mendapat perhatianku, begitu kami keluar dari areal pemakaman tersebut pada pukul 22.25WIB, tepatnya disebuah parit yg menghalangi perjalanan kami, waktu itu aku membantu seorang anggota putri yg tidak bisa melompat, begitu selesai melompat, terjadi kegaduhan di areal pemakaman tadi, sontak saja aku menyalakan lampu senter lalu mengarahkannya ke arah sumber suara, tetapi hal tersebut mustahil untuk dapat dilihat, dan sepertinya cuma aku sendiri yg mendengarkannya, anggotaku hanya merasa heran dengan tindakanku tersebut.

Break time!!

Begitu selesai, perjalananpun dilanjutkan kembali menyusuri areal tersebut lalu menuju jalan raya melalui perumahan warga.5 menit kemudian, kami semuanya berhasil mencapai Rest Point III di SDN 1 Mentawa.Peserta di briefing sebentar dan diberi waktu untuk istirahat 15 menit karena waktu sekarang sudah menunjukkan pukul 22.38WIB.

Rest Point III

Selesai istirahat, kemudian perjalanan dilanjutkan kembali pada pukul 22.55WIB, sekarang menuju Rest Point IV di dusun Keranji yg lumayan cukup jauh.Rute yg dilalui untuk mencapai Rest Point IV adalah melalui jalan raya Sejangkung, di dusun Senyawan kemudian masuk ke persimpangan menuju ke arah Dusun Keranji.

Letter "S" area
 Tidak ada masalah yg berarti disepanjang jalan raya tersebut, terkecuali anggotaku kebanyakan sudah kecapekan, karena berjalan kaki disepanjang jalan aspal memang lebih berat ketimbang jalan kecil.Setelah melalui Dusun Senyawan ( Arrchh..), akhirnya persimpangan tersebutpun kami lalui juga, masuk ke arah Dusun Keranji, yg mana didaerah ini juga memiliki "spot" yg sempat menggegerkan masyarakat.

Passing through!!
Waktu menunjukkan pukul 23.15WIB, kembali aku bersiap-siap untuk menghadapi "hal" tersebut diwilayah yg ditakuti oleh masyarakat( diwilayah letter S ).Namun begitu kami memasuki wilayah tersebut, tidak ada sama sekali, biasa saja, tenang.Mungkinkah dikarenakan waktunya yg masih terbilang masih awal ataupun memang tidak ada sama sekali.yah, aku bersyukur bisa melaluinya dgn tenang.Namun tidak lama kami melangkah, tepatnya didekat kandang ayam komersil milik pengusaha setempat, disini aku sempat tertegun dan diperingatkan oleh "......."ku untuk beradab melalui wilayah itu, kemudian aku menghentikan rombongan secara mendadak dan memberikan pengarahan mengenai "informasi" yg barusan aku terima dari "........"ku, karena hampir semua peserta bernyanyi-nyanyi sambil melepas lelah, termasuk aku sendiri.

Rest Point IV
Begitu semua memahami pesanku, lalu perjalan dilanjutkan dengan formasi barisan sesuai aturan awal, yaitu Leading Convoy, Middle Care, Sweeper, dan Guardian.Tidak lama setelah melalui"nya", akhirnya kami tiba di Rest Point IV yaitu sebuah lapangan badminton di Dusun Keranji, dan waktu menunjukkan pukul 23.25WIB.Mereka kuberi waktu istirahat selama 15 menit kemudian melanjutkan perjalanan kembali.


Rute berikut merupakan rute terakhir dan salah satu rute yg cukup mendapat perhatianku.Aku cukup waspada dengan wilayah yg akan kami lalui, karena awal tahun lalu didaerah ini pernah tejadi peristiwa yg cukup aneh, yaitu sorang kakek yg tiba-tiba menghilang ketika mencari kayu bakar dibelakang rumahnya.Sempat membuat geger warga dan aparat, karewna berhari-hari dicari tidak pernah ditemukan, setelah diminta bantuan paranormal, ternyata si kakek di"sembunyikan" oleh "mahkluk halus" didaerah tersebut tepat ditempat dia dilaporkan menghilang.

 

Begitu perjalanan dimulai, aku sudah mempersiapkan diriku untuk hal-hal yg tak terduga terutama masalah "itu".Dari pertamakali melangkahkan kaki meninggalkan Rest Point IV, aku sudah mengatur semuanya.Sambil berjalan mengikuti rombongan yg lainnya dan mengambil langkah-langkah penting, tiba-tiba seorang anggota putri yg kebetulan rumahnya tidak jauh dari situ bercerita mengenai  kejadian di belokan yg segera akan kami lalui dan kebetulan yg diceritakannya tersebutlah yg merupakan hal yg sedang aku persiapkan tersebut.Ceritanya mengenai sekelompok remaja masjid yg mengadakan kegiatan dibulan Ramadhan lalu hendak pulang, begitu keluar, mereka hendak melalui wilayah tersebut karena mereka mereka kira disitulah jalan pulangnya (sebenarnya tidak ada jalan sama sekali kecuali hutan dan kompleks pemakaman), beruntung diketahui oleh warga dan segera dteriaki untuk mengubah arah karena salah jalan.

Belum selesai dia bercerita langsung kusuruh untuk diam saja dulu, tidak usah cerita lagi, karena aku sekarang lagi konsentrasi untuk melalui daerah tersebut.Langkah demi langkah akhirnya daerah itupun mulai kami lalui, aku berlari langsung kedepan untuk mem"......."i wilayah itu dari "mereka-mereka".

The Spot!!!
Berpura-pura mengambil foto agar para anggotaku tidak menyadari perilakuku, dan sepertinya mereka tidak mengetahuinya sama sekali, malahan mereka berfoto dengan cerianya, tidak menyadari apa sebenarnya yg terjadi.Waktu menunjukkan pukul 23.37WIB, satu orang anggota putri berlari kembali mendekatiku, katanya sih ketakutan, aku sempat kaget, dikira ada yg mengganggu.Sambil menunggu Sweeper lewat, aku sempatkan mengambil foto-foto ditempat"mereka" berada, siapa tau ada yg berhasil diabadikan!!!

Foto bareng dipertigaan

Rombonganpun distirahatkan sebentar tepat dipertigaan, kebetulan wilayah itu cukup terang dgn adanya penerangan lampu dari PLN.Setelah cukup istirahatnya, perjalananpun dilanjutkan kembali menuju Jembatan Sabbo", yg tidak terlalu jauh dari tempat istirahat.Dalam perjalanan aku sempat kaget kembali, terutama diwilayah eks-sawmill, kami diikuti dari belokan tadi, sepertinya hendak memastikan bahwa kami hanya sekedar lewat sesuai dgn yg ku"atur" tadinya.

Been Followed!!
Langkah demi langkah ku lewati, aku kembali kaget mendengar teriakan salah satu anggota putri dari jauh, segera aku berlari untuk mencari tau apa yg terjadi, ternyata senior yg memegang posisi sebagai Leading Convoy berulah, mau marah tapi mereka jauh, ya sudahlah....Cuma aku sedikit malu saja, karena sebagian warga keluar dari rumah menyaksikan apa yg terjadi sebenarnya.

Jembatan Sabbo"
Akhirnya kami berhasil juga melewati jalan setapak tersebut dan mendekati Jembatan Sabbo', disini perjalanan sudah terasa enteng, karena finishnya sudah dekat, yaitu Puskesmas Sambas, di Desa Dalam Kaum.Sambil berlari-lari kecil akhirnya kami berhasil mencapai finish, tepat pukul 24.00WIB.

Gerattak Sabbok

Perjalanan Night CrawlerIII berhasil dilaksanakan tanpa kendala yg cukup berarti dan yg pastinya SUKSES!!!!!!!!!

Finish Point





















This entry was posted on Thursday, January 28, 2010 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

1 comments:

    Angelskim said...

    Bile nak ngadekan Night Crawler agek Kak Don,,
    ajak SBH Galing lah,, :D

  1. ... on November 2, 2015 at 5:33 AM